Sabtu, 08 Desember 2012

Informasi Salon Plus Blitar

Rekan-Rekan berada dalam artikel : Informasi Salon Plus Blitar
selamat membaca dan menikmati semoga bisa
menambah semangat sobat2 menghadapi hari demi hari....

Untuk sementara waktu artikel tentang : Informasi Salon Plus Blitar
sedang kami edit ulang untuk kepuasan smua pengunjuang blog.
setelah lengkap dan akurat segera kami posting kembali
artikelnya, trims sebelumnya

Untuk pengganti sementara artikel yang sobat2 cari, admin ganti
dengan cerita plus dibawah ini ya...
semoga ceritanya bisa menghibur sobat-sobat...


Siska Dan Sisti

Nama saya James. Sekarang saya kuliah di US. Kejadian ini waktu saya
masih SMA di Jakarta. Waktu itu saya sudah punya pacar namanya Sisti.
Kita sudah pacaran kurang lebih 2 tahun semenjak awal masuk SMA di
Bandung. Gara-gara saya berantem sama kepala sekolah akhirnya saya
pindah ke Jakarta. Hubungan kita masih lancar-lancar saja waktu itu.
Kalau nggak saya yang telepon kadang dia. Dan kalau saya kangen, pulang
sekolah langsung cabut ke Bandung untuk menengok dia, pagi-pagi jam 2
langsung dari Bandung ke sekolah lagi. Soal menginap, biasanya saya
sering tidur di kamarnya kalau di rumah sepi banget. Ibunya sih sudah
liberal banget, maklum blasteran bule. Masih muda banget tuh ibunya.
Waktu itu masih 35 tahun, kadang malah kalau jalan sama saya berdua
menemani dia belanja disangka teman-teman.. “Eh James, siapa tuh cewek
loe, tua amat?” Hahahahhaha.. dia punya anak dua, kembar, Sisti dan
Siska. Kembar, putih, tinggi, lucu, soal body nggak usah saya ceritakan
deh, tahu Jeniffer Lopez? nah kayak gitu tuh si kembar. Siska juga sudah
punya pacar kebetulan sobat saya juga.

Hubungan kita sudah dekat banget. Sejak awal memang saya sudah “ngeseks”
sama dia. Dan orang tuanya sama saya sudah nggak ada masalah kalau
misalnya salah satu datang terus menginap (soal “ngeseks” nggak tahu
tentu saja). Ceritanya nich kembar berdua datang ke Jakarta mau belanja.
Jadi minta ditemani oleh saya untuk jalan-jalan keliling Jakarta.
Kebetulan di Jakarta rumah mereka lagi direnovasi. Saya suruh saja
menginap di rumah saya. Lagian orang tua saya lagi pergi, jadi kosong.
“Ok deh”, kata mereka. Malamnya terus kita jalan-jalan ke Zanzibar,
janjian sama teman. Saya nggak berani minum banyak-banyak soalnya
pulangnya nyetir. Tapi tuh si kembar dicekokin sama teman-teman banyak
banget sampai nggak kepalang maboknya. Akhirnya jam 4 kita pulang dan
setelah berusaha keras merayu Siska buat turun joget-joget dari meja,
terus menggotong Sisti ke mobil bla.. bla.. bla.. sampai deh di rumah.
Sampai di kamar akhirnya tanpa ba bi Bu lagi kita langsung tidur
bertiga, biarpun AC jalan tapi gara-gara mabok tetap saja kepanasan.
Akhirnya saya buka celana panjang saya hingga tinggal CD saja, terus
saya menggeletak di tengah-tengah mereka. Tapi berhubung kepala saya
pusing dan tahu dong, kalau mabok bawaannya tegang mulu. Saya mulai
meraba-raba Sisti (biar mabok tapi saya bisa bedain pacar saya yang mana).

Pertama-tama saya selipkan tangan saya kedalam kemejanya. Terus jemari
saya menjelajah kemana-mana di dalam BH-nya. Lama banget saya memainkan
putingnya, dipelintir-pelintir terus dielus-elus lagi. “James.. buka
saja belakangnya biar lega”, kata Sisti tiba-tiba. “Tapi jangan ribut
ya, nggak enak sama Siska, lagian kamu gila ya.. sodaraku disebelah!”
bisiknya. “Ah biar saja, kamu juga mau khan..” kata saya nggak sabar
sambil melepaskan tali BH-nya sama buka kemejanya, habis itu saya
cium-ciumi payudaranya, kadang-kadang saya jilat-jilat pentilnya pakai
lidah membuat lingkaran di buah dadanya. Kemudian naik lagi ke lehernya,
saya cium-ciumi belakang kupingnya sampai si Sisti
menggelinjang-gelinjang. Lalu turun lagi ke bawah mencium-ciumi ujung
dadanya yang merah kecil sambil saya cubit-cubit kecil ujung satunya
dengan tangan kanan saya. “Sudah James.. cepet donk.. buka celanaku
sudah nggak kuat nih, ahh James.. tega ih kamu! jangan lama-lama dong
say..!” Karena saya juga nggak tahan, saya buka juga celana hipster
hitamnya sekalian sama celana dalamnya. Terus terang saya paling suka
memainkan kelentit wanita, bukan karena nikmat tapi saya suka banget
lihat tampang mereka kalau dimainin pakai lidah terus bibir vaginanya
digigit-gigit, sepertinya kejatuhan surga, nikmat banget.

Sekitar sepuluh menit saya memainkan vaginanya sampai kepala saya
didekap sama kakinya, keras banget. Tangannya mendorong-dorong kepala
saya buat menjilat lebih dalam lagi. “Jamess, masukiin dongg! cepet!”
katanya. “Mm.. tapi basahin dulu punyaku.. mau nggak?” kata saya. “Iya..
sini Sisti isepp!” Akhirnya kita tukar posisi, saya di bawah dan dia
mulai menghisap penis saya. Biarpun saya sering senggama sama wanita
lain, kalau soal menghisap kayaknya cewek saya masih paling jago. Penis
saya sih nggak panjang-panjang amat hanya 15 cm tapi gede dan berhubung
bibir cewek saya kecil jadi dia rada-rada kesusahan buat menghisapnya.
Ujungnya sama dia dijilat-jilat dulu terus dimasukan sebagian. di
dalamnya sama Sisti dimainkan pakai lidah, dikeluarkan lagi, dihisap
lagi sampai ke ujungnya terus didiamkan di mulutnya. Yang membuat saya
paling nggak kuat kalau sama dia penis saya dikenyot-kenyot kayak
menghisap jolly. Serasa isinya mau keluar semua. Saking saya keenakan
sampai nggak sadar tangan saya pegang kepalanya buat menahan agar penis
saya nggak dikeluarkan dari mulutnya. “Aahh mm.. teruss sayangg!” desah
saya sambil masih menahan kepalanya, kayaknya dia sudah mulai kesusahan
napas.

Tiba-tiba bibir saya dicium dan begitu buka mata ternyata Siska. Dia
ternyata kebangun mendengar erangan kita tapi diam saja, tapi nggak kuat
juga akhirnya. Saya cium juga dia. “James, jahat ih kamu berdua.. nggak
mikir apa aku lagi bobo?” katanya. “Sis.. sorry habis sudah konak neh..”
“Tahu nggak James jadinya.. Siska khan jadinya horny banget!” “Ok deh
Sis.. ma’ap.. jadi mesti gimana dong?” “mm.. kamu cium-cium punyaku
kayak ke Sisti lagi dong? mau nggak?” “Ok.. buka gih celananya aku
isepin sini..” Siska buka celana sama kaosnya, terus naik ke atas
mukaku. Sisti ternyata nggak keberatan, sama-sama sudah horny berat sih
berdua. Akhirnya kita main threesome, saya hisap vagina Siska terus
Sisti naik ke penis saya. “Aahh Jamess.. emang kamu top banget deh..
teruss jilat itunya sayang..!”

Enggak lama kita tukar posisi, saya suruh Sisti tiduran, terus Siska
saya minta telungkup. Jadi saya masukin penis saya lewat belakang (doggy
style), ahh ternyata nggak kalah sama vagina kembarannya, sama-sama
masih rapat! Sambil saya mensetubuhi si Siska, tangan saya menjelajah
vagina Sisti, saya masukan jari tengah saya kedalam sambil jari saya
yang lain mulai berusaha memegang analnya, saya nggak pernah senggama
lewat anal cuma kalau sekarang pegang-pegang doang sih sering, nambah
sensasi. Ternyata saking keenakan, mereka berdua ciuman, sambil
tangannya memegang payudara kembarannya, saya jadi tambah napsu sekali
melihatnya. Akhirnya saya pindah ke Sisti, saya angkat salah satu
kakinya terus saya masukan penis saya dari samping. Huwii, ini salah
satu favorit saya juga. Enggak kebayang rasanya paha saya kegesek-gesek
sama pahanya, terus penis saya masuk lewat pinggirnya, rasanya lain
banget daripada saya di atas. Siska kemudian mulai memainkan lidahnya di
payudara Sisti sambil memegang vaginanya. “Ahh Jammess bentar lagi
sayangg.. aahh..” ternyata Sisti sudah sampai klimaks, saya pindah untuk
melakukan hal yang sama-sama Siska cuma kali ini saya minta dia
membalikkan badan sambil tiduran, terus saya masukan dari belakang.
“Aahh Jamess tegaa ih kamu.. nikmat banget tuhh truss truss!” “Siska..
rapetin kaki kamu donk.. iya gitu sayang..!” Ini posisi yang buat saya
cepat keluar. Kakinya dirapatkan terus saya kocok-kocok dari
belakangnya. “Siska aku mau keluar nich.. di dalem yaa..” kata saya.
“Jangan Jamess!” kata Siska. “Sini aku isep saja ya.. dikeluarin di
mulut Siska!” saya masukan ke mulutnya, ternyata Sisti juga nggak mau
kalah, yang ada kayak rebutan. Gila juga ternyata Siska menghisapnya.
Sambil menghisap tangannya mengocok-ngocok penis saya. Sisti lagi
menciumi biji saya. “Ahh Siss.. Jamess keluarr nichh!” Akhirnya saya
keluarkan sperma saya di mulutnya sambil saya tahan kepalanya dia agar
menghisap terus.

Selesai itu kita bertiga langsung tidur kecapaian. Pagi-paginya bangun,
yang ada malah cekikikan. “Eh Siska bandel ya! ngapain saja sama si Aryo
kalau berdua yo hahahah”, goda saya sama Sisti. “Ah kalian juga sama
hihihihhih”, katanya.

Lain kali saya ceritakan pengalaman saya sama pacar saya yang lain, juga
sama ibuya. Sorry kalau saya ceritanya rada-rada ngelantur kemana-mana,
tapi ini kejadian benar.



Jumat, 07 Desember 2012

Informasi Panti Pijat di Blitar

Rekan-Rekan berada dalam artikel : Informasi Panti Pijat di Blitar
selamat membaca dan menikmati semoga bisa
menambah semangat sobat2 menghadapi hari demi hari....

Untuk sementara waktu artikel tentang : Informasi Panti Pijat di Blitar
sedang kami edit ulang untuk kepuasan smua pengunjuang blog.
setelah lengkap dan akurat segera kami posting kembali
artikelnya, trims sebelumnya

Untuk pengganti sementara artikel yang sobat2 cari, admin ganti
dengan cerita plus dibawah ini ya...
semoga ceritanya bisa menghibur sobat-sobat...


Kenikmatan Di Bis Kota



Nama saya Florence Kim, saya adalah warga Indonesia keturunan Korea yang
sekarang sedang berada di Italy untuk tujuan bisnis dan saya sering sekali
membaca 17Tahun.com hingga saya menjadi sangat basah. Saya mempunyai pacar
bernama Erick, seorang warga Roma, tapi sekarang saya tidak menceritakan
pengalaman saya bersama Erick.

Pagi itu, kami makan pagi berdua sambil ngobrol-ngobrol ringan. Erick ada
meeting dengan factory jam 11 pagi, jadi saya mungkin menghabiskan waktu dengan
jalan-jalan sendiri, tapi tidak masalah soalnya saya sudah terbiasa kemana-mana
sendiri. So, setelah cium perpisahan dengan Erick, saya mulai berbenah diri.

Pagi itu udara summer kebetulan sangat indah buat jalan-jalan. Saya memakai
skirt-dress katun pendek, sekitar 10 cm di atas lutut, motif floral, dengan
canvas-shoes di padukan dengan straw hat yang saya beli di Yogyakarta. Sip deh,
komentar saya setelah mengecek sekali lagi di cermin. Baju ini bagus juga, leher
bajunya yang berbentuk kotak, low cut memperlihatkan dada saya yang putih dan
berukuran 36B.

Waktu saya turun dari kamar, melewati lobby yang crowded, saya sempat merasa
tatapan mata yang tertuju pada saya, apa karena saya manis atau jarang kali
ngeliat cewek Asia, tapi lumayanlah buat tambah PD.

Saya berjalan-jalan menyusuri jalan kecil di samping hotel. Tidak lama kemudian
saya sudah berada di tengah toko-toko dan kafe-kafe kecil. Mungkin daerah pasar
kali, soalnya saya baru pertama kali berada di Roma. Entah bagaimana melukiskan
perasaan kalau kita berada di tengah-tengah kota yang ramai tapi semuanya asing
buat kita. Something scary tapi agak menggoda karena banyak hal yang baru,
seperti tampang cowok-cowok Italy yang lagi cofee break dengan baju kantor yang
rapi. Kulit mereka yang kecoklatan, dagu yang keras dan mantap plus itu lho..
sisa cukuran yang masih kebiru-biruan bikin gemes pengen ngelus dech, juga
perasaan mau nyobain bagaimana rasanya bercinta dengan mereka.

So, saya berjalan santai dengan pikiran yang bercampur aduk. Akhirnya saya
berhenti di depan bus station, kemudian setelah saya pelajari rute di map saya,
saya mau pergi ke Via Condotti. yah, buat window shopping.

Waktu saya naik ke bus tersebut, bus-nya lumayan padat, tapi tidak seperti di
Jakarta sampai bergelantungan di pintu. Paling lorong bus itu penuh orang
berdiri sambil berpegangan di pipa besi. Saya juga tidak menemukan tempat duduk
jadi saya pilih tempat yang kelihatan agak kosong sambil berpegangan di pipa
juga. Kemudian bus-nya melaju.

Saat menit-menit pertama, saya melihat-lihat sekeliling sambil bus itu melaju.
Saya merasakan angin bertiup menerpa wajah dan bermain dengan rambut saya yang
lurus sebahu. Waktu bus itu berbelok, saya merasa ada sentuhan ringan di paha
saya.. kaget, saya melihat sekeliling tapi tidak ada yang ganjil. Saya melihat
orang-orang sedang bercakap-cakap dan tidak ada yang mencurigakan. Saya mulai
merasa ganjil karena keasingan saya di tengah-tengah bahasa mereka.

Karena tidak menemukan sesuatu yang aneh, saya pikir itu mungkin
ketidaksengajaan, lalu saya kembali memandang lurus ke depan. Tapi tidak lama
kemudian, tangan itu kembali lagi dan kali ini mengelus pantat saya dengan pelan.
Saya menoleh mencari siapa tapi lagi-lagi tidak ada yang saya dapati. Lalu bus
berhenti, masuk lagi segerombolan orang sehingga saya makin terhimpit. Saya
pikir kalau sudah begini tidak mungkin lagi orang itu berani pegang-pegang, tapi
dugaan saya salah karena tidak lama kemudian saya mulai merasakan tangannya di
belakang lutut saya, bergerak naik ke atas paha saya. Terus terang saya
terangsang sekali karena bagian tengah agak ke belakang dari lutut ke paha itu
salah satu daerah sensitif saya.

Antara perasaan gundah, mungkin sungkan siapa tahu ada yang memperhatikan, tapi
juga mulai terangsang jadi saya diamkan saja. Karena tidak ada yang bisa saya
lakukan di tengah kepadatan bus dan pikir saya, toh dia cuma bisa pegang-pegang,
lagi pula saya melihat di sekitar saya itu banyak cowok-cowok berpakaian rapi
yang mungkin mau makan siang. So, insting iseng dan cuek plus pengen tahu saya
lebih kuat daripada perasaan malu. Saya ingin tahu sejauh mana tangan orang
tersebut bereaksi dan juga ngapain malu, nggak ada yang kenal saya ini, lagian
cowok-cowok yang dekat saya cakep-cakep.

Mungkin karena saya diam saja, tangan itu mulai berani bergerak perlahan terus
ke bagian atas paha tengah saya. Saya semakin grogi. Sambil menahan rasa nikmat
yang mulai menjalar dari paha, saya gigit bibir saya, karena takut saya nanti
bersuara (karena kebiasaan saya suka berisik). Saya mencoba untuk menyatukan
kaki saya supaya tangannya tidak bisa menggerayang ke atas lagi tapi tidak bisa,
karena bus itu bergoyang-goyang, yang membuat badan saya jadi limbung sehingga
kaki saya harus agak direnggangkan supaya bisa berdiri dengan stabil.

Diantara perasaan nikmat plus tegang, tangan itu semakin berani kali ini dia
maju ke atas, menuju ke celana dalam saya. Tangannya mulai membuat lingkaran-lingkaran
kecil tepat di daerah sekitar lekukan pantat saya sebelah bawah dan di atas
vagina saya yang tertutup celana dalam. Wow, makin terangsang plus grogi deh.
Kali ini saya agak melenguh sedikit tapi tidak mengundang perhatian penumpang
sebelah saya, mungkin mereka pikir saya kecapekan berdiri kali. Tapi si pemilik
tangan ini makin berani setelah mendengar desahan saya. Dia mulai menyisipkan
jemarinya ke dalam celana dalam saya yang mini itu. Tidak sulit karena mini, dia
bisa merasakan daerah itu mulai basah karena ulahnya. Sungguh sulit untuk
melukiskan perasaan saya saat itu.. mungkin pembaca bisa coba untuk membayangkan
posisi saya di daerah yang asing dan baru.

Karena dapat angin merasakan kebasahan saya, dia mulai berani membuka bibir
kemaluan saya dan memainkan jemarinya di antara kedua bibir itu sambil sesekali
melingkar-lingkar di clitoris saya. Aduh, pembaca sungguh nikmat rasanya. Saking
tidak kuat menahannya saya rapatkan lagi paha saya. Lalu dengan tiba-tiba saya
mencoba untuk menjebak tangannya di antara paha saya, tapi refleksnya sangat
bagus sehingga dia sempat lolos waktu itu. Lumayanlah pikir saya untuk catch my
breath again. Jantung saya berdegup sangat kencang sampai-sampai saya takut
kedengaran sama yang lain. Kaki saya yang mulai lemas sehingga saya sedikit
bersandar di kursi yang terdekat.

Tapi tidak lama tangan itu kembali lagi kali ini saya merasa sesuatu yang dingin
di celah paha saya yang nantinya saya sadar mungkin itu gunting or what and how?
Karena berikutnya celana dalam saya sudah robek terbelah dua. Tangannya semakin
berani beroperasi di antara kedua bibir vagina saya melingkar-lingkar dan mulai
nenekan perlahan. Pelan namun mesra. Kemudian saya mulai merasa jarinya membuka
kedua bibir kemaluan saya dan mulai memasukkan dua buah jarinya ke dalam vagina
saya keluar masuk sambil digesekkan ke daerah clitoris saya. Saya terpana karena
tidak menyangka dia seberani itu tapi tak kuasa untuk bertindak. Kaki saya mulai
lemas lagi mungkin karena kenikmatan yang dihasilkan oleh gerakan jemarinya.

Saya terpaku oleh rasa itu, diam tak bergerak hanya bisa menikmati sambil kuat-kuat
menggigit bibir menahan nikmat itu. Perasaan yang tak tertahankan itu membuat
saya diam-diam berimajinasi bagaimana rasanya kalau penis yang ada di dalam
vagina saya. Dalam diam saya sangat menikmati gerakan tangannya. Saya sudah
sangat basah sekarang. Saya kuatir nanti terdengar bunyi seperti clep.. clep..
Saya berdiri setengah bersandar di situ antara perasaan grogi takut ketahuan
tapi saya berdiri diam di situ tidak bergerak sambil menikmati permainan
tangannya.

Tangan itu tidak berhenti juga mungkin dia dapat merasakan gerakan dinding
vagina saya yang makin intense. Saya merasa saya hampir orgasme. Akhirnya tiba-tiba
seperti gelombang saya merasakan suatu perasaan yang sangat hebat, mungkin saya
orgasme seperti dalam sedetik itu saya berada di suatu tempat yang terang sekali..
sendirian. Untung saya masih bisa menahan tidak menjerit walau susah sekali dan
bibir saya terasa sakit karena saya gigit keras sekali. Rasanya berdarah sedikit
karena ada rasa besi dalam mulut saya.

Setelah itu, saya kembali bisa merasakan kehadiran orang-orang di sekitar dan
membuka mata memandang jalan. Sambil menarik nafas panjang saya berdiri tegak.
Saya rapatkan kaki saya, dan seperti semula, tangan itu sudah tidak ada. Saya
lihat sekeliling, ada beberapa mata yang memandang saya dengan shock tetapi saya
cuek saja. Saya berbalik memandang jalan kembali dan melihat ke jam tangan saya.
Well, semua itu terjadi hanya dalam 10 menit.

Di depan saya melihat ada bus station. Saya cepat melewati orang-orang menuju
pintu lalu saya turun. Setelah saya memijakkan kaki saya di tanah, saya pandangi
lagi bus yang mulai bergerak maju tapi ada suatu gerakan yang menarik perhatian
saya. Ternyata ada seorang cowok berkemeja biru, berambut coklat tua dan berumur
sekitar 30 tahun mengangkat tangan dan memberi salute kecil pada saya seperti
gaya militer di dekat kening itu lho. Dia tersenyum (jujur saja, dia memang
ganteng. Kalau dia mendekati saya di sebuah café mungkin saya juga tertarik
oleh tampang Italy-nya yang rough but nice itu) Tak sadar, saya pun tersenyum
balik.

Begitulah pembaca. Saya mulai melihat sekeliling, ternyata saya sudah satu blok
di dekat Via Condotti. Saya mulai berjalan sambil masih tersenyum simpul oleh
pengalaman tadi. Pengalaman itu adalah salah satu starter yang membuat saya
mulai suka melakukan hal-hal tersebut di tempat umum bahkan di Jakarta mungkin
karena adrenalin yang berpacu sangat cepat kalau kita tahu kita di tempat umum
membuat saya selalu ketagihan.

Wow, Masih begitu perasaan saya kalau mengingat kejadian itu, seperti saya
menulis sekarang ini, vagina saya sudah basah. Tinggal menunggu nanti sore
selesai jam kantor. Saya akan bertemu Erick, may be Erick can help me now.